Jenis Cacing Parasit yang Menginfeksi Hewan Peliharaan

Masih dalam tema “Cacingan”, setelah kita membahas gejala dan pencegahannya di artikel sebelumnya, kali ini kita akan bahas beberapa jenis cacing parasit yang biasa menginfeksi hewan peliharaan.

Cacing Jantung (Heartworm)

Cacing yang satu ini memiliki cara penularan yang berbeda, yaitu melalui gigitan nyamuk. Ketika anjing atau kucing yang memiliki cacing jantung digigit nyamuk, nyamuk tersebut dapat menyebarkan larva infektif ke hewan lain melalui gigitan. Larva infektif membutuhkan waktu 6-7 bulan dalam tubuh hewan yang baru terinfeksi untuk matang dan menjadi cacing dewasa. 

Credits : North Odgen Animal Hospital Website

Cacing yang memiliki panjang hingga 36 cm ini hidup di jantung, paru-paru, dan pembuluh darah inangnya. Infeksi cacing jantung yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang parah, gagal jantung, dan kerusakan organ lain.

Cacing Gelang (Roundworm)

Cacing gelang adalah parasit yang sangat umum yang berada di dalam usus anjing dan kucing untuk berkembang biak dan bertelur. Anjing atau kucing yang terinfeksi mengeluarkan telur cacing gelang lewat feses, yang dapat bertahan hidup di tanah dalam waktu berbulan-bulan hingga menemukan inangnya. Kucing dan anjing lain dapat terinfeksi dengan memakan telur dari tanah yang terkontaminasi, yang sering terjadi saat mereka mengendus atau menjilat tanah, atau memakan rumput dan benda lain di luar. 

Credits : Aspen Grove Veterinary Care Website

Selain dari kotoran, cacing ini juga dapat ditularkan oleh induk kepada anaknya melalui plasenta dan air susu.

Cacing gelang dewasa dapat menyebabkan infeksi serius pada kucing dan anjing karena parasit ini menyerap nutrisi makanan yang dimakan oleh inangnya. Dalam kasus yang cukup parah, cacing gelang bisa menyebabkan kematian.

Kabar buruknya, infeksi cacing gelang merupakan penyakit zoonosis, yang berarti bahwa penyakit ini juga bisa menular ke manusia dan jika manusia terinfeksi, maka gejalanya akan lebih serius!

Cacing Pita (Tapeworm)

Cacing yang bentuknya menyerupai pita dan beruas ini merupakan parasit dalam saluran pencernaan dan menempel pada usus. Mulutnya yang seperti kait digunakan untuk menambatkan diri ke dinding usus kecil. Cacing pita dewasa dapat mencapai panjang hingga lebih dari 30 cm! Cacing ini masuk ke tubuh saat hewan tidak sengaja memakan feses hewan lain yang telah terinfeksi ataupun terbawa dari kutu.

Source : People.com

Pada proses penularan melalui feses, cacing ini akan melepaskan segmen tubuhnya (telur / proglottids ) untuk keluar bersama feses, segmen inilah yang nantinya menjadi perantara penularan ke inang lainnya melalui konsumsi. Jika diamati, bentuk segmen cacing pita terlihat seperti butiran beras pada kotoran hewan.

Untuk penularan melalui inang kutu / pinjal, dapat terjadi saat hewan melakukan self grooming (menjilati dan membersihkan tubuhnya sendiri). Hewan bisa saja secara tidak sengaja menelan kutu yang terinfeksi cacing pita. Setelah masuk ke dalam tubuh, cacing ini akan berkembang. Cacing ini merupakan jenis cacing yang cukup berbahaya karena menyebabkan penyerapan nutrisi hewan menjadi tidak optimal dan dapat tumbuh sepanjang saluran pencernaan hewan jika tidak segera ditangani.

Cacing Tambang (Hookworm)

Cacing tambang adalah parasit usus yang memiliki mulut yang seperti kait untuk menambatkan diri ke lapisan dinding usus kecil. Panjangnya hanya sekitar 2-3 mm dan diameternya sangat kecil sehingga nyaris tidak terlihat dengan mata telanjang. Ciri khas dari infeksi cacing ini adalah larvanya yang sering ditemukan bergerak dibawah kulit hewan (dan manusia yang terinfeksi) sehingga menyebabkan ruam dan gatal-gatal.

Cacing tambang hidup dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. Penularan utamanya relatif sama dengan cacing gelang, yaitu dari induk yang terinfeksi ke anakannya melalui aliran darah plasenta atau air susu selama menyusui.

Source : Animal Hospital of High Park Website

Anabul dewasa dapat tertular dari cacing ini ketika terkena kotoran hewan lain yang terinfeksi dan secara tidak sengaja menelan larva cacing tambang ini ketika mereka melakukan self grooming. Selain itu, penularan cacing ini juga bisa terjadi karena anjing / kucing memakan hewan lain yang sudah terinfeksi.

Cacing tambang dapat mengancam nyawa karena anemia sekunder, terutama pada anak anjing / kucing. Sama seperti cacing gelang, cacing tambang juga merupakan penyakit zoonosis yang bisa menular ke manusia dan menyebabkan infeksi yang parah. Manusia bukan inang alami dari cacing tambang, sehingga cacing ini akan bermigrasi ke seluruh organ dalam dan menyebabkan peradangan.

Cacing Cambuk (Whipworm)

Seperti parasit cacing lainnya, cacing cambuk menempel pada usus hewan dan menghisap darah dan nutrisi dari hewan yang terinfeksi. Penularan cacing ini terjadi saat hewan menelan sesuatu yang terkontaminasi tanah tempat telur cacing berada atau mengonsumsi hewan (seperti tikus atau tupai) yang terinfeksi.

Source : Petbasics.com

Hewan yang terserang cacing cambuk akan menghadapi kondisi yang serius, yaitu masalah pencernaan atau usus, dehidrasi, diare ekstrim atau berdarah, dan penurunan berat badan. Pencegahan untuk cacing yang satu ini dapat dilakukan dengan memberikan obat cacing secara rutin, rajin membersihkan kotoran dan selalu menjaga kebersihan anabul karena telur cacing cambuk dapat bertahan di tanah tanpa inang selama beberapa tahun.

Cukup berbahaya kan? Yuk, jangan lupa untuk memberikan obat cacing secara berkala untuk anabul kesayangan.

Written by Felicia Yusuf for LAI (2020)

https://vcahospitals.com/know-your-pet/internal-parasites-in-cats

https://vcahospitals.com/know-your-pet/internal-parasites-in-dogs

http://www.vetstreet.com/care/roundworms-in-dogs-and-cats

https://trupanion.com/pet-care/parasite-prevention/whipworms

https://www.fda.gov/animal-veterinary/animal-health-literacy/keep-worms-out-your-pets-heart-facts-about-heartworm-disease