No products in the cart.
Jangan Anggap Remeh Cacingan pada Hewan Peliharaan!
Cacingan. Yang memiliki hewan peliharaan maupun yang sering melakukan rescue terhadap hewan jalanan pasti tidak asing dengan masalah kesehatan ini. Cacingan merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum diderita baik anjing maupun kucing dan penularannya sangatlah mudah, inilah mengapa kita disarankan untuk rutin memberikan obat cacing pada hewan peliharaan kita sesuai dosis dan jadwalnya.
Sebenarnya gejala-gejalanya apa saja, sih? Nah, mari kita bahas yuk.
1. Batuk
Apa hubungannya? Ya, cacingan dapat menyebabkan anjing dan kucing batuk. Setelah menetas dari telur, larva cacing gelang bermigrasi ke paru-paru untuk menyebabkan inangnya batuk supaya mereka dapat tertelan dan menginfeksi saluran pencernaan, hal ini dapat menyebabkan hewan mengalami gejala gangguan pernapasan lain dan bahkan pneumonia.
2. Muntah-Muntah
Muntah-muntah adalah salah satu ciri keberadaan cacing di saluran pencernaan hewan, terutama cacing gelang.Ini terjadi karena cacing dewasa secara aktif akan berusaha untuk bergerak melawan arus supaya mereka tetap bisa berada di saluran pencernaan dan tidak dikeluarkan bersama kotoran. Inilah mengapa cacing juga dapat muncul dalam muntahan. Hewan yang baru saja diberi obat cacing, terkadang juga akan memuntahkan cacing-cacing yang mati.
3. Diare, Feses Berdarah dan Ada Cacing dalam Feses
Perubahan konsistensi kotoran adalah salah satu ciri umum cacingan. Cacingan dapat menyebabkan diare karena gangguan pencernaan dan bahkan feses berdarah akibat pendarahan di usus, terutama jika hewan peliharaan terserang cacing tambang.
Cacing juga dapat keluar bersama feses dan terlihat dengan jelas pada kasus-kasus yang sudah parah. Beberapa jenis cacing, seperti cacing pita, menggunakan feses untuk menginfeksi inang lain melalui telur / segmen (proglottids) yang terlihat seperti butiran nasi.
4. Gatal pada Daerah Anus
Anabul yang cacingan akan mengalami rasa gatal pada bagian anusnya sehingga sering terlihat menggosok bagian tubuh tersebut di karpet / lantai untuk mengurangi rasa gatal.
5. Penurunan Nafsu Makan
Cacing menginfeksi dengan cara melukai dinding usus dan menginfeksi pencernaan, hal-hal ini akan memicu sembelit. Cacing juga menyerap mayoritas nutrisi dari makanan yang dikonsumsi hewan, sehingga menyebabkan hewan merasa lemas dan kehilangan nafsu makan. Dalam beberapa kasus, infeksi cacing malah menyebabkan hewan jadi lebih cepat lapar karena tidak merasa terpenuhi walau sudah makan banyak.
6. Berat Badan Berkurang tapi Perut Membuncit
Anabul sudah makan lebih banyak daripada biasanya, tetapi berat badannya malah berkurang dan perutnya membuncit? Ini adalah tanda yang sering terlihat pada hewan yang cacingan. Koloni cacing akan membentuk gerombolan di dalam usus yang tentu saja membuat usus tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya karena terhambat dengan keberadaan cacing sehingga mengakibatkan distended stomach / perut buncit.
7. Hewan Terlihat Tidak Aktif
Semua gejala di atas (diare, muntah dan nafsu makan berkurang) tentu saja akan menyebabkan anabul lemas dan kurang aktif. Jika hewan mengalami semua gejala di atas dan mulai terlihat lemas, waspadalah. Ada kemungkinan infeksi cacing sudah semakin parah.
8. Warna Gusi Terlihat Pucat
Kondisi gusi pucat ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh akibat diserap oleh cacing dan anemia akibat pendarahan yang disebabkan oleh luka pada usus tempat cacing menempel.
9. Bulu Rontok dan Tampak Kusam
Nutrisi dari makanan yang tidak dapat diterima oleh tubuh karena diserap oleh cacing akan menyebabkan bulu tampak kusam dan kering. Pada kasus infeksi cacing tambang yang serius, terjadi juga iritasi kulit, rasa gatal dan ruam karena larva cacing dapat masuk ke lapisan bawah kulit.
Pengobatan dan Pencegahan Cacingan pada Anjing dan Kucing
Jika kamu melihat gejala cacingan seperti yang telah disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter hewan dan lakukan tes darah, jika diperlukan. Obat cacing untuk hewan sudah banyak ditemui dan mudah dibeli di pet shop dan klinik hewan, namun tidak semua cacing bisa dibasmi menggunakan obat cacing yang bisa dibeli bebas, lho. Ada jenis cacing tertentu yang perlu pengobatan intensif, terutama jika kondisinya sudah cukup parah.
Untuk pencegahan, disarankan untuk memberikan obat cacing pada kucing dan anjing pada usia 2 minggu, tentunya dengan dosis yang tepat sesuai berat badan hewan. Pemberian obat cacing kemudian dilanjutkan setiap 2 minggu hingga hewan mencapai usia 12 minggu (diberikan pada usia 2, 4, 6, 8,10 dan 12 minggu). Setelah itu, pemberian obat cacing dapat dilakukan rutin setiap 3 bulan sampai kucing dan anjing dewasa.
Untuk pemberian obat cacing pada kucing dan anjing yang hamil, tolong dikonsultasikan ke dokter hewan dulu ya. Ada dokter hewan yang tidak mengijinkan karena berbahaya untuk janin, tapi ada juga mengijinkan dengan memberikan jenis obat yang tidak terlalu keras, terlebih lagi karena induk yang cacingan berpotensi untuk menularkan cacing kepada anak-anaknya lewat plasenta maupun air susu.
Cacingan mungkin terlihat seperti penyakit ringan, namun dalam kondisi yang parah cacingan dapat mengakibatkan kematian. Apakah hewan peliharaan kamu menunjukkan beberapa gejala yang sudah dituliskan di atas? Kalau iya, langsung dibawa ke dokter hewan ya untuk diperiksa dan segera diobati.
Sekian untuk kali ini, berikutnya kita akan bahas jenis-jenis cacing yang sering menginfeksi anabul. Stay tuned!
Written by Felicia Yusuf for LAI (2020)
Source :
https://www.halodoc.com/artikel/kucing-cacingan-ini-cara-mengenali-tandanya
https://www.healthypawspetinsurance.com/blog/2018/08/30/whipworms-in-cats-and-kittens
https://starisvetclinic.com/flea-tick-worming-for-dogs-and-cats